Resume Jurnal:PENGARUH KONSUMSI COKLAT HITAM TERHADAP PENURUNAN TINGKAT NYERI HAID (DISMENORE PRIMER) PADA MAHASISWI ILMU KEPERAWATA STIKES RANAH MINANG PADANG
,

Resume Jurnal:PENGARUH KONSUMSI COKLAT HITAM TERHADAP PENURUNAN TINGKAT NYERI HAID (DISMENORE PRIMER) PADA MAHASISWI ILMU KEPERAWATA STIKES RANAH MINANG PADANG

Abstrak

Dismenore adalah istilah medis yang merujuk pada nyeri haid yang dialami sebagian besar wanita, terutama pada saat menstruasi. Nyeri ini sering kali terasa di perut bagian bawah dan pinggang, yang disebabkan oleh peningkatan produksi prostaglandin—senyawa yang menyebabkan kontraksi pada rahim. Di Indonesia, angka kejadian dismenore menunjukkan bahwa 54,89% kasus adalah dismenore primer, sementara 9,36% lainnya adalah dismenore sekunder. Kondisi ini dapat menyebabkan banyak mahasiswi absen dari perkuliahan, yang berpotensi mengganggu proses belajar mereka.

Dalam konteks ini, penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi pengaruh konsumsi coklat hitam sebagai alternatif non-farmakologis untuk mengurangi nyeri dismenore. Coklat hitam, yang kaya akan magnesium, kalium, natrium, serta berbagai vitamin, diyakini dapat membantu memblokir produksi prostaglandin dan, pada gilirannya, mengurangi nyeri haid.

Baca juga: Ancaman Nyata bagi Kehidupan di Bumi: Menggali Kehadiran Kritis

Latar Belakang

Apa Itu Dismenore?

Dismenore dibagi menjadi dua kategori:

  1. Dismenore Primer: Nyeri haid yang tidak disebabkan oleh kondisi medis tertentu dan umumnya terjadi pada remaja atau wanita muda.
  2. Dismenore Sekunder: Nyeri yang disebabkan oleh kondisi medis yang mendasarinya, seperti endometriosis atau fibroid rahim.

Dismenore sering kali mengganggu aktivitas sehari-hari, termasuk perkuliahan, sehingga penting untuk menemukan solusi efektif untuk mengatasi masalah ini.

Penyebab Dismenore

Prostaglandin adalah senyawa yang diproduksi oleh endometrium (lapisan dalam rahim) yang menyebabkan kontraksi otot rahim. Peningkatan kadar prostaglandin ini berhubungan dengan nyeri yang dirasakan selama menstruasi. Selain itu, faktor emosional dan psikologis juga dapat berkontribusi pada tingkat keparahan nyeri.

Coklat Hitam dan Manfaatnya

Coklat hitam mengandung beberapa komponen yang berpotensi memberikan manfaat kesehatan, termasuk:

  1. Magnesium: Mineral yang penting untuk mengurangi kram otot dan menstabilkan suasana hati.
  2. Kalium: Membantu menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh dan mendukung fungsi otot.
  3. Vitamin dan Antioksidan: Coklat hitam kaya akan flavonoid yang berfungsi sebagai antioksidan dan dapat meningkatkan aliran darah serta mengurangi peradangan.

Mengapa Coklat Hitam?

Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa mengonsumsi coklat hitam dapat mengurangi rasa sakit akibat dismenore. Kandungan nutrisinya dipercaya dapat membantu mengatur produksi prostaglandin, sehingga mengurangi nyeri haid.

Metode Penelitian

Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain true-experimental dengan pendekatan post-test only control group design. Penelitian dilakukan di STIKes Ranah Minang Padang pada tanggal 17-19 Juli 2017.

Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah 49 mahasiswi yang mengalami dismenore. Dari jumlah tersebut, 15 mahasiswi dipilih sebagai sampel berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi yang telah ditentukan, dengan teknik pengambilan sampel menggunakan accidental sampling.

Kelompok Perlakuan

Sampel dibagi menjadi tiga kelompok:

  1. Kelompok Kontrol: Tidak menerima perlakuan.
  2. Kelompok Perlakuan 1: Mengonsumsi coklat hitam.
  3. Kelompok Perlakuan 2: Mengonsumsi coklat hitam dengan porsi berbeda.

Pengukuran Data

Tingkat nyeri dismenore diukur sebelum dan sesudah intervensi. Analisis data dilakukan menggunakan uji statistik One Way Anova dan dilanjutkan dengan uji Benferroni untuk mengidentifikasi perbedaan yang signifikan antara kelompok.

Hasil Penelitian

Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat pengaruh signifikan dari konsumsi coklat hitam terhadap penurunan tingkat nyeri dismenore primer, dengan nilai p=0,002. Hal ini menunjukkan bahwa coklat hitam memberikan perbedaan yang bermakna dalam penurunan tingkat nyeri dismenore antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol.

Rincian Hasil

  • Rata-rata tingkat nyeri sebelum intervensi menunjukkan angka yang tinggi, sedangkan setelah konsumsi coklat hitam, tingkat nyeri menurun secara signifikan.
  • Penggunaan analisis statistik menunjukkan bahwa pengaruh konsumsi coklat hitam terhadap dismenore primer adalah positif dan signifikan.

Diskusi

Implikasi Temuan

Hasil penelitian ini mendukung hipotesis bahwa konsumsi coklat hitam dapat berfungsi sebagai terapi non-farmakologis yang efektif untuk mengurangi nyeri dismenore. Meskipun penelitian ini terbatas pada jumlah sampel yang kecil, temuan ini menunjukkan potensi yang menjanjikan untuk diterapkan dalam praktik kesehatan masyarakat.

Rekomendasi untuk Mahasiswa

Dari hasil penelitian ini, disarankan agar mahasiswi di STIKes Ranah Minang Padang dapat meningkatkan pengetahuan mereka mengenai terapi non-farmakologis, seperti mengonsumsi coklat hitam, untuk membantu mengatasi nyeri haid. Edukasi mengenai pola makan yang sehat dan pemilihan makanan yang dapat membantu meredakan gejala juga sangat penting.

Penelitian Lanjutan

Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengeksplorasi dosis optimal coklat hitam yang efektif dan efek jangka panjang dari konsumsi coklat hitam pada nyeri dismenore. Selain itu, penelitian dapat dilakukan dengan melibatkan populasi yang lebih besar dan beragam untuk hasil yang lebih generalisasi.

Baca juga: Ancaman Nyata bagi Kehidupan di Bumi: Menggali Kehadiran Kritis

Kesimpulan

Penelitian ini menunjukkan bahwa konsumsi coklat hitam memiliki pengaruh signifikan terhadap penurunan tingkat nyeri dismenore primer pada mahasiswi Ilmu Keperawatan di STIKes Ranah Minang Padang. Dengan nilai p=0,002, hasil ini menegaskan bahwa coklat hitam bisa menjadi salah satu alternatif non-farmakologis yang efektif untuk membantu meredakan nyeri haid. Diharapkan, temuan ini dapat menjadi referensi bagi mahasiswa dan institusi pendidikan dalam mengatasi masalah kesehatan reproduksi di kalangan wanita muda.

penulis:Raissa Aulia

sumber: [PDF] umsb.ac.id

Related Posts