Abstrak
Dunia modern memungkinkan peningkatan proporsi tenaga kerja yang bekerja di dalam kantor. Ketika kecenderungan ini berlanjut, paparan lingkungan kantor akan sangat mempengaruhi kesehatan dan produktivitas pekerja. Beberapa pekerja kantor mungkin merasa lega saat masuk ke dalam ruangan berpendingin dan berhenti menghirup asap dari luar. Tanpa disadari, udara yang mereka hirup di dalam kantor mungkin lebih berbahaya bagi kesehatannya. Situasi di mana penghuni gedung mengeluhkan masalah kesehatan dan kenyamanan yang timbul saat berada dalam suatu bangunan, namun gejalanya tidak spesifik dan penyebabnya tidak dapat diidentifikasikan disebut Sick Building Syndrome (SBS). Saat produktivitas pekerja menurun karena SBS, timbul permasalahan besar lainnya seperti turut menurunnya profit dan kepuasan klien di sebuah institusi. Rumah sakit sebagai salah satu institusi kesehatan sudah sepatutnya menyadari bahwa lingkungan kantor sangat mempengaruhi kesehatan para pekerjanya, karena selain sebagai wahana penyembuhan bagi para pasiennya, diharapkan juga mampu mencegah berbagai masalah kesehatan yang mungkin timbul pada seluruh pekerjanya selama berada di rumah sakit sebagai lingkungan kerjanya.
Penelitian ini dilaksanakan untuk mengungkap hubungan suhu dan kelembaban dengan keluhan SBS pada Januari 2018 di RS Swasta X di Depok dengan sampel seluruh petugas administrasi sebanyak 48 orang dengan metode cross-sectional. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa terdapat hubungan signifikan (p-value 0,036 dengan OR 4,0) antara suhu di dalam ruangan dengan keluhan SBS pada pekerja. Diharapkan penelitian ini menjadi masukan bagi manajemen rumah sakit untuk lebih memperhatikan fasilitas dan kenyamanan kerja di dalam ruangan.
baca juga : Mengenal Jurusan Ilmu Komunikasi:Kurikulum, Peluang Kerja, dan Tantangannya
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara suhu dan kelembaban dengan keluhan Sick Building Syndrome (SBS) pada tenaga administrasi di salah satu rumah sakit swasta di kota Depok.
Metodologi
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik dengan desain cross-sectional. Suhu ruangan, kelembaban ruangan, dan keluhan SBS diukur pada sampel sebanyak 48 orang tenaga administrasi di rumah sakit swasta di Depok. Data dikumpulkan melalui survei dan pengukuran langsung di lokasi penelitian.
Temuan Utama
1. Hubungan Suhu dengan Keluhan SBS: Penelitian menemukan bahwa terdapat hubungan signifikan antara suhu ruangan dengan keluhan SBS pada pekerja. Suhu ruangan yang tidak ideal meningkatkan risiko timbulnya keluhan SBS sebanyak 4 kali lipat (p-value 0,036 dengan OR 4,0).
2. Hubungan Kelembaban dengan Keluhan SBS: Tidak ditemukan hubungan signifikan antara kelembaban ruangan dengan keluhan SBS pada pekerja.
Ringkasan
Makalah ini meneliti hubungan antara suhu, kelembaban, dan keluhan Sindrom Bangunan Sakit (SBS) di antara staf administrasi di rumah sakit swasta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa suhu ruangan yang tidak ideal secara signifikan meningkatkan risiko keluhan SBS. Tidak terdapat hubungan signifikan antara kelembaban ruangan dengan keluhan SBS pada pekerja. Penelitian ini memberikan masukan penting bagi manajemen rumah sakit untuk lebih memperhatikan fasilitas dan kenyamanan kerja di dalam ruangan guna meningkatkan kesehatan dan produktivitas tenaga administrasi.
baca juga : Panduan Praktis: Proses Pembuatan NPWP Secara Online
—
Penelitian ini menyoroti pentingnya pengelolaan lingkungan kantor, terutama suhu ruangan, untuk mencegah keluhan kesehatan yang dapat mempengaruhi produktivitas dan kepuasan kerja karyawan. Artikel ini diharapkan dapat memberikan wawasan yang berharga bagi pengelola rumah sakit dan institusi lainnya dalam menciptakan lingkungan kerja yang sehat dan nyaman.
penulis : ussy
sumber : https://j-las.lemkomindo.org/index.php/AFoSJ-LAS/article/download/267/432